1.1 Pengertian Kalam
الكلام هوالفظ المركبّ المفيدبالوضع.وأقسامه ثلاثة : إسم وفعل وحرف جاء لمعنى
Kalam adalah lafadz yang tersusun dan bermakna lengkap. Yang terbagi menjadi tiga bagian yakni isim, fiil, dan huruf. Maksudnya adalah kalam menurut ahli nahwu ialah harus memenuhi empat syarat, yaitu:
1. Lafadz الصوت المشتمل على بعض الحروف الهجائي Ucapan yang mengandung sebagian huruf hijaiyah. Contoh:(kitab) كتب, (pena) قلم,(masjid) مسجد, dan sebagainya. Jadi suara ayam, burung, petir, kendaraan dan sebagainya tidak termasuk lafadz.
2. Murakkab (tersusun) ماتركب من كلمتين فأكثر Ucapan yang tersusun atas dua kaliah atau lebih. Contoh: زيدقائم (zaind berdiri), أكبر ألله(Allah Mahabesar), dan sebagainya. Jadi, kalau satu kalimat saja, bukan termasuk murakkab. Yang dimaksud dengan “kalimh” disini adalah sepatah kata.
3. Mufid (bermakna) ما أفادفائدةيحسن السكوت من المتكلم والسامع عليها Ungkapan berfaedah yang dapat memberikan pemahaman sehingga pendengar merasa jelas dan tidak bertanya lagi. contoh: زيد قام (zaid telah berdiri), جاءزيد (zaid sudah datang). Jadi, perkataan yang janggal didengar karena tidak dipahami maksudnya, tidak termasuk mufid, misalnya: إن قام زيد (apabila zaid berdiri). Itu terdengar masih ada yang ganjal atau kuran jelas tanpa dilengkapi kalimat lainnya. Jika disambung dengan kalimat lain maka hasilnya akan jelas seperti ini: إن قام زيد قمت = apabila zaid berdiri, akupun berdiri. 4. Wadha’ جعل اللفظ دليلا على معنى Menjadikan lafadz agar menunjukan suatu makna (pengertian). Dan pembicaraannya disengaja serta dengan menggunakan bahasa Arab, sebab Ilmu Nahwu ini membahas kaidah bahasa Arab. Jadi, pembicaraannya orang yang mengigau meski menggunakan bahasa Arab tidak bisa dikatakan wadha’ menurut ahli Ilmu Nahwu.
Sedangkan kata nadzim (penyair) yang dimaksud kalam adalah: كلامهم لفظ مفيد مسند ۞ Kalam menurut tinjauan Nahwu adalah lafadz yang sudah mufid dan musnad. Pada intinya Kalam adalah Lafad yang berfaedah memahamkan yang diucapkan secara sengaja dengan menggunakan bahasa arab. 1.2 Pembagian Kalam وأقسامه ثلاثة : إسم وفعل وحرف جاء لمعنى Kalam terbagi menjadi tiga, yaitu: isim, fiil, dan huruf yang memiliki makna. لإسم وفعل ثم حرف تنقسم ۞ وهذه ثلاثها هي الكلم Kalimah itu terbagi menjadi isim, fi’il dan huruf; ketiga-tiganya ini disebut kalim. Berikut adalah penjelasannya: 1. Isim كلملة دلّت على معنى في نفسها ولم تقترن بزمان وضعا Kalimah (kata) yang menunjukan makna mandiri dan tidak disertai dengan pengertian zaman. (dengan kata lain, isim ialah kata benda). Contoh: زيد, كتاب, أنا, نحن 2. Fi’il كلمةدلّت على معنى في نفسها واقترنت بزمان وضعا Kalimah (kata) yang menunjukan makna madiri dan disertai dengan pengertian zaman. (dengan kata lain, fi’il adalah kata kerja). Contoh: كتب, يكتب, أكتب, أكل Zaman (masa) itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1) masa yang telah lalu. 2) masa sekarang atau yang sedang berlangsung. 3) masa yang akan datang. 3. Huruf كلمةدلّت على معنى في غيرها Kalimah(kata) yang menunjukan makna apabila digabungkan dengan kalimah lainnya. Maksudnya adalah kata yang tidak dapat menunjukan makna tanpa digabung dengan kalimah lainnya (tidak dapat berdiri sendiri). Contoh: من هل,أين Dan apabila kata-kata diatas digabung dengan kalimat lain akan dapat menunjukan makna, seperti: هل صلَيت أين بيتك ,
BAB II JUMLAH ISMIYAH DAN CARA MEMBUATNYA 2.1 Jumlah Ismiyah كلملة دلَت على معنى في نفسها ولم تقترن بزمان وضعا Isim secara bahasa adalah kata benda. Secara istilah isim adalah kalimah yang menunjukan makna sendiri dan tidak disertai dengan zaman. Tanda-tanda kalimat isim itu ada empat: 1) I’rob khofad (jer) 2) Tanwin 3) Kemasukan al (أل) 4) Dan ada huruf khofad (jer) Huruf khofad (jer) itu ada 10 (sepuluh) yaitu: من, إلى, عن, على, في, ربَ, باء, كاف, لم, حرف قسم(ب, ك, ل) 5) الإسم يعرف بالإسناد إليه Dan dinamakan kalimat isim dapat diketahui dengan isnad ilaih. 2.1.1 Mengetahui Tanda-Tanda Isim Tanda-tanda kalimat isim dapat diketahui dengan melalui: a. huruf akhirnya sering di jer kan, contoh: بسم الله الرحمن الرحيم b. bertanwin, contoh: زيد قائم c. ber-alif-lam (أل), contoh: المسجد d. kemasukan huruf jer, contoh :: في البيت 2.2 Jumlah fi’liyah Kalimah fi’il secara bahasa berarti pekerjaan (kata kerja), dan menurut istilah fi’il berarti kalimah yang menunjukan makna sendiri yang disertai dengan zaman. kalimah fi’il dapat diketahui dengan tanda-tandanya, berikut adalah tanda-tanda dari kalimah fi’il: a. قد c. سوف b. سين d. تاء تاءنيث الساكنة 2.2.1 melihat kalimah fi’il dari tanda-tandanya Fi’il dapat dibedakan dari Isim, dan huruf, yaitu dengan masuknya: 1) Qod, contoh: قد أفلح المؤمنون, قدمات الصلاة, قديصدق الكذب Tanda fi’il yang berupa qod ini bisa masuk kepada fi’il madhi yang berfaidah tahqiq (sungguh-sungguh) dan taqrib (sudah dekat masanya) atau juga bisa masuk kepada fi’il mudhore’ yang berfaidah taqlil (kadang-kadang). 2) Sin, contoh: سيقوم Khusus untuk fi’il mudhari’, berfaidah istiqbal qarib. Jika fi’il mudhare’ sudah kemasukan sin, maka fi’il mudhare’ tersebut hanya mempunyai zaman mustaqbal (tidak mempunyai zaman hal) 3) Saufa, contoh: سوف يقوم Khusus untuk fi’il mudhare’, berfaidah istiqbal ba’iid. Jika fi’il mudhare’ sudah kemasukan saufa, maka fi’il mudhare’ tersebut hanya mempunyai zaman mustaqbal (tidak mempunyai zaman hal) 4) Ta’ ta’nis yang disukunkan, contohقامت هند, ضربت هند: Ta’ ta’nis sakinah adalah ta’ yang menunjukkan mu’annasnya musnad ilaih (fa’il atau na’ibul fa’il). 2.3 kalimah huruf والحرف مالا يصلح معه دليل السم ولا دليل الفعل Huruf itu ialah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi’il Kalimah huruf ada tiga macam: 1. Kalimah huruf yang bisa masuk pada kalimah isim dan kalimah fi’il. seperti: هل contoh:هل زيدقائم , هل قام زيد 2. Kalimah huruf yang khusus masuk pada kalimah isim. seperti: إلى contoh:سرت من البصرة إلى الكوفة 3. Kalimah huruf yang khusus masuk pada kalimah fi’il. seperti: لم contoh:لم يضرب BAB III PEMBAGIAN I’RAB
3.1 Pengertian I’rab
الإعراب هوتغييرأواخرالكلم لإختلاف العوامل الدّاخلة عليهالفظا أوتقديرا
I’rab adalah perubahan diakhir kalimah yang disebabkan masuknya amil yang berbeda-beda (baik berubah dalam segi lafad atau kira-kiranya).
إعرابهم تغيير أخر الكلم ۞ تقديرا أو لفظا لعامل علم
I’rab ialah perubahan di akhir kalimah sebab kemasukan amil-amil yang berbeda-beda, perubahan ini ada yang memakai tanda yang jelas dan ada pula yang tidak memakai tanda yang jelas.
Maksud dari berubah dalam segi lafadz adalah perubahan itu tampak jelas. Sedangkan yang kira-kiranya adalah perubahan yang hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.
Berikut adalah contoh dari perubahan secara jelas dan perubahan yang dikira-kirakan:
no Contoh perubahan secara lafadz Contoh perubahan yang dikira-kirakan
1 جاء زيد جاء الفتى
2 رأيت زيدا رأيت الفتى
3 مررت بزيد مررت بالفتى
3.1.1 Pembagian I’rab
وأقسامه أربعة رفع ونصب وخفض وجزم
I’rab terbagi menjadi tiga empat macam, yaitu i’rab rafa’, i’rab nashab, i’rab khafadh(jar) dan i’rab jazm.
Berikut adalah penjelasan tentang ke-empat i’rab diatas:
1) إعرب رفع
للرفع أربع علامات الضمَة والواو وألف والنون
I’rab rafa’ mempunyai empat tanda, yaitu: dhammah, wawu, alif dan nun.
الأثلة المواضع العلامة الإعراب
جاء زيد
جاء الرجل
جاءت مسلمات
ينصر ۱. إسم المفرد
۲. جمع تكسير
۳. جمع مؤنّث سالم
٤. فعل مضارع صحيح أخير الضمّة الرفع
جاءالزيدون
جاء أبوك ١. جمع مذكر سالم
٢. أسماءالخمسة الواو
جاء الزيدون إسم اثنيّة لآلف
ينصران أفعال الخمسة النون
Catatan:
إسم المفرد : isim yang menunjukan arti satu
جمع تكسير : isim yang menunjukan arti banyak dan berubah dari bentuk mufradnya
جمع مؤنَث سالم : isim yang menunjukkan arti perempuan banyak dan huruf akhirnya di beri tambahan alif dan ta’
فعل مضارع صحيح أخير : fi’il mudhare’ yang tidak bertemu dengan apa-apa di akhir kalimatnya.
جمع مذكر سالم : isim yang menunjukan arti laki-laki banyak baik berupa alam (nama) atau shifah.
أسماءالخمسة : isim yang berjumlah lima yang sudah memenuhi syarat.
Contoh: أبوك, أخوك, حموك, فوك, ذومال
إسم اثنيَة : isim yang menunjukan arti dua.
أفعال الخمسة : fi’il mudhare’ yang bertemu dengan alif tasniyah, wawu jama’, dan ya’ mu’annast mukhatabah.
Contoh: ينصران, تنصران, ينصرون, تنصرون, تنصرين
2) إعراب نصب
وللنصب خمس علامات الفتحةو الألف والكسرةوالياءوحذف النون
I’rab nashab mempunyai lima alamat, yaitu: fathah, alif, kasrah, ya dan menghilangkan huruf nun yang menjadi tanda I’rab rafa’.
I’rab nashab mempunyai lima tanda, yaitu:
الأمثلة المواضع العلامة الإعراب
۱. رأيت زيدا
۲. رأيت الرجال
۲. لن ينصر ۱. إسم المفرد
۲. جمع تكسير
۳. فعل مضارع صحيح أخير الفتحة النصب
رأيت أباك أسماء الخمسة الألف
رأيت المسلمات جمع مؤنث سالم الكسرة
۱. رأيت الزيدَين
۲. رأيت الزيدِين ۱. إسم تثنية
۲ . جمع مذكر سالم الياء
لن ينصرا أفعال الخمسة حذف النون
Catatan:
أسماء الخمسة : رأيت أباك, أخاك, حماك, فاك, ذامال:
أفعال الخمسة :لن ينصرا, تنصرا, ينصروا, تنصروا, تنصري
عامل نواصب : أن, لن, إذن, كي, لام كي, لام جحود, حتَى, الجواب بالفاء, الجواب بالواو, الجواب بأو
3) إعراب خفض
ثلاثة علامات الكسرة والياء والفتحة وللخفظI’rab khafadh mempunyai tiga alamat, yaitu: kasrah, ya, dan fathah الأمثلة المواضع العلامة الإعراب ۱. مررت بزيد ۲. مررت برجال ۳. مررت بالمسلمات ۱. إسم المفردمنصرف ۲. جمع تكسيرمنصرف ۳.جمع مؤنث سالم الكسرة الخفض ۱. مررت بالزيدَين ۲. مررت بالزيدِين ۳. مررت بأحمد ۱. إسم تثنية ۲. جمع مذكَر سالم ۳.أسماء الخمسة الياء مررت بأحمد إسم غير منصرف الفتحة Catatan: إسم غير منصرف : isim yang menyerupai fi’il dalam memiliki dua illat, illat yang pertama kembali pada lafadz dan yang lain kembali pada makna, atau memiliki satu illat menempati dua illat. 4) إعراب جزم وللجزم علامتان السكون والحذف I’rab jazm mempunyai dua alamat yaitu: sukun dan membuang huruf. Maksud dari membuang adalah menghilangkan nun tanda rafa’ dan huruf illat. Lebih jelasnya dengan contoh berikut: الأمثلة المواضع العلامة الإعراب لم ينصر فعل مضارع صحيح أخير السكون الجزم لم يخش أصله يخشى لم يضربوا أصله يضربون ۱. فعل مضارع معتل أخير ۲. أفعال الخمسة الحذف عامل-عامل جزم ۱. منجزم كان ساتو فعل مضارع : لم, لمَا, ألم, ألمَا, لام أمر والدَعاء, لا نهي والدَعاء ۲. منجزم كان دووا فعل مضارع : إن, ما, من, مهما, إذما, أيَ, متى, أيَان, أين, أنَى, حيثما, كيفما, إذا في الشعر خا صَة فعل مضارع معتل أخير :huruf akhirnya berupa huruf ‘illat (ألف, واو, ياء).
BAB IV
FA’IL DAN NA’IBUL FA’IL
4.1 Pengertian fa’il
الفاعل هو الإسم المرفوع المذكور قبله فعله وهوعلى قسمين ظاهرومضمر
Fa’il adalah isim yang dibaca rafa’yang disebutkan setelah menyebutkan fi’ilnya dan fa’il dibagi menjadi dua, yaitu isim dhahir dan isim dhamir.
فالفاعل اسم مطلقا قدارتفع ۞ بفعله والفعل قبله وقع
Fa’il adalah isim yang dibaca rafa’ yang jatuh setelah fi’il mabni fa’il baik isim tersebut sharih atau muawwal bil sharih.
Sharih, contoh : جاءالفتى
Muawwal bil sharih, contoh : يعجبني أن تقوم أى قيامك
Seperti keterangan diatas, fa’il itu dibagi menjadi dua yakni:
1) فاعل إسم ظاهر
Fa’il isim dhahir adalah isim yang menunjukkan pada perkara yang dinamainya (مسمَى يا ) dengan tanpa adanya qoyyit/ketentuan ( خطاب غائب, atau متكلَم ). Contoh: جاء أوطار
Keteragan: lafadz أوطار adalah fa’il isim dhahir karena menunjukan pada orang yang diberi nama أوطار tanpa memandang dia sebagai خطاب, غائب atau متكلَم
2) فاعل إسم ضمير
Fa’il isim dlamir adalah isim yang menunjukan متكلَم ,خطاب atau غائب
Contoh: a. متكلّم (orang yang berbicara) : ضَرَبْتُ
b. خطاب (orang yang diajak berbicara) : ضَرَبْتَ
c. غائب (orang yang ghaib) : زَيْدٌضَرَبَ
4.2 Pengertian Na’ibul Fa’il
نائب الفاعل هوالإسم المرفوع الذي لم يذكر معه فاعله
فإن كان الفعل ما ضياضمّ أوّله وكُسِرَما قبل آخره, وإن كان مضارعا َضمّ أوّله وفُتِحَ ما قبل آخره. وهو قسمين : ظاهر ومضمر. فاظّاهر نحو قولك (ضُرِبَ زَيْدٌ) و (يُضْرَبُ زَيْدٌ) و (أَكْرَمُ عَمْرٌو) و (يُكْرَمُ عَمْرٌ). والمضمر نحوقولك (ضُرِبَتْ) وضُرِبْنَ, وضُرِبْتَ, وَضُرِبْتِ, وضُرِبْتُمَا, وضُرِبْتُمْ, وضُرِبْتُنّ, وضرب, وضربت, وضربا, وضرَبُوا, ضربْنَ.
Na’ibul fa’il adalah isim yang di baca rafa’ yang jatuh setelah fi’il yang fa’il nya dibuang.
Jika na’ibul fa’ilnya berupa fi’il madhi maka harus
“ضمّ أوّله وكُسِرَما قبل آخره” (di dlummah awalnya dan dikasroh sebelum huruf akhirnya) contoh : ضُرِبَ زَيْدٌ,أُكْرَمُ عَمْرٌو .
dan jika na’ibul fa’ilnya berupa fi’il mudhare’ maka harus “ضمّ أوّله وفُتِحَ ما قبل آخره”
(di dlummah awalnya dan di fathah sebelum huruf akhirnya),
Contoh: يُضْرَبُ زَيْدٌ, يُكْرَمُ عَمْر.